Kamis, 13 Maret 2014

Cerpen : PESTA TUHAN (5 Gadis Bijaksana, 5 Gadis Bodoh)

“5 Gadis Bijaksana & 5 Gadis Bodoh”
(Matius 25:1-13)

“Tet.. Teretet… Tereteeeeettt…..” suara terompet kerajaan berbunyi dengan nyaring memecah kesunyian di siang hari itu. Para gadis dan warga kerajaan segera berkumpul dengan riang, mereka tidak mau ketinggalan untuk mendengar berita yang sangat penting. Seorang prajurit istana yang gagah perkasa berjalan sambil membawa secarik surat pengumuman dari Sang Raja, “Pengumuman… Pengumuman ! Raja Damai mengundang seluruh gadis di negeri ini untuk bersiap sedia menyambut kedatangan-Nya. Sebuah pesta yang sangat meriah telah dipersiapkan. Kalian semua diundang ! Hari dan tempat masih dirahasiakan, jadi WASPADALAH… WASPADALAH !”

“Wah… senangnya… kalian dengar itu? Kita semua mendapat undangan istimewa dari Sang Raja” ujar seorang gadis kepada empat orang temannya. “Mmm…sebuah pesta yang sangat indah tentunya. Aku tidak sabar ingin segera datang ke pesta itu, Aku ingin sekali bisa berada di dekat Sang Raja, nanti kita pakai baju apa yah teman-teman?” Di saat kelima gadis tersebut asik berbincang-bincang, datanglah seorang gadis lain yang ketinggalan berita karena tidak mendengarkan pengumuman tadi, “Eh…Eh…Eh… ada apa sih ? Kenapa semua pada sibuk, ngobrolin apa sich? Bingung dech saya” Seorang gadis menjawab, “Kamu tidak dengar ya tadi, kan Sang Raja Damai akan segera mengadakan pesta.” Dengan muka bengong nan bingung gadis tadi menganga, “Oooo….begituuu…. baiklah aku akan memberi tahu teman-temanku yang lain.”

Kelima gadis segera bergegas, “Marilah, lekas kita berangkat, kita semua harus  mempersiapkan diri dan tampil sebaik mungkin di depan Raja. “Betul betul betul… Aku harus siap sedia bila tiba-tiba Sang Raja datang, pokoknya ga boleeehhhh ketinggalan!” Ujar gadis lainnya tak mau kalah antusias. “Tungguuuu, aku ikutttt” Gadis yang bengong tadi baru tersadar dari bengongnya.

Hari ini adalah hari yang sangat sibuk bagi para gadis Kerajaan Damai, mereka semua berdandan secantik-cantiknya, mengenakan pakaian terbaik yang mereka miliki dan menata rambut mereka dengan rapi. Tak satupun yang terlihat bersantai. Setelah cukup yakin dengan penampilan mereka, seorang gadis berkata, “Mari kita berangkat menuju tempat tunggu yang berada dekat dengan Istana Raja, hari sudah mulai senja, bawalah pelita untuk menerangi kita di perjalanan nanti, dan juga buli-buli minyak, siapa tahu minyak kita habis dan pelita kita padam.”

Ternyata sebagian dari para gadis menuruti nasehat teman mereka yang bijaksana, mereka membawa pelita dan juga buli-buli minyak. Namun, sebagian gadis lainnya bersikap masa bodoh tidak mau menuruti nasehat yang baik, “Ah ga usah dengerin mereka, repot banget kita harus membawa buli minyak juga, sudah lah pasti cukup, kita hanya perlu membawa pelita kita saja.” Lalu baik gadis yang bijaksana maupun gadis yang bodoh mereka semua berangkat bersama.

Perjalanan ternyata cukup memakan waktu dan melelahkan, hari telah larut malam. “Akhirnya sampai juga… Hoaammm aku capai dan ngantuk sekali… zzzz” kata seorang gadis. Lalu satu per satu merekapun mulai tertidur. Tinggal terjaga beberapa orang gadis, “Mana yach… koq Sang Raja tidak datang-datang juga untuk menjemput kita,  haiyaaaa?” dan akhirnya mereka semuapun tertidur pulas.

“Tet..tet..tet.. teretetet…..” Mempelai Datang! Bergegaslah berjalan menuju Istana Raja” Tiba-tiba suara para prajurit istana yang menggelegar membangunkan para gadis dari tidur mereka. Mereka semua terbangun dan segera mengambil pelita dan buli-buli minyak mereka. Namun apa yang terjadi dengan para gadis yang tidak membawa buli minyak? “Bagaimana ini??? Pelita kita hampir padam dan kita tidak membawa buli minyak cadangan.” Dengan muka panik dan ketakutan mereka memohon, “Tolong kamii… kami mohon… berikanlah kami sedikit minyak dari buli-buli minyakmu.” Para gadis bijaksana menjawab para gadis bodoh tersebut, “Nanti tidak cukup untuk kami di perjalanan ini, carilah siapa tahu ada yang menjual minyak.” Lalu  mereka segera berangkat mengikuti para prajurit istana.

“Minyak… Minyak… Nyakkk… Minyakk…” suara seorang penjual minyak terdengar dari kejauhan, para gadis bodoh segera berlari mencari dan mengejar menjual minyak itu, “Mang… cepat Mang… kami mau beli minyak, segera berikan minyak untuk menyalakan pelita kami yang sudah padam, kami sudah ketinggalan untuk menghadiri undangan Pesta dari Sang Raja.” Seusai membeli minyak, para gadis bodoh tersebut mengejar para Prajurit Istana yang sudah tidak terlihat  dengan penuh kegusaran dan perasaan menyesal. Andai saja tadi mereka mau menuruti nasehat yang bijaksana dari para gadis lainnya, pasti sekarang mereka tidak perlu terburu-buru seperti ini.  

Para gadis bijaksana tiba di Istana Raja, mereka memasuki pintu gerbang Istana dan seketika itu juga pintu gerbang ditutup oleh para penjaga dan dijaga dengan ketat agar tidak seorangpun dapat masuk lagi kedalamnya. Suasana di dalam Istana sungguh sangat indah, luas dan sulit diceritakan dengan kata-kata, mereka sangat takjub terpaku dan tidak pernah dapat membayangkan sebelumnya.  Mereka senang sekali… Lalu mereka mendengar suara Sang Raja dan bertemu langsung dengan-Nya, sang Raja berkata, “MEMPELAIKU YANG TELAH SETIA DAN SIAP SEDIA MENUNGGU AKU DATANG, MASUKLAH DAN TURUTLAH DALAM KEBAHAGIAAN TUANMU, KE DALAM PESTA YANG SUDAH KU PERSIAPKAN”. Para gadis bijaksana tersungkur dan bersujud sembari menjawab, “Terima kasih Rajaku, kami sangat mengasihi MU.” Lalu mereka semua berpesta dan menikmati jamuan istimewa Pesta Tuhan yang telah dipersiapkan untuk mereka dengan riang gembira, para gadis bijaksana bersukacita karena mereka dapat selalu dekat dengan Sang Raja yang begitu mengasihi mereka.

Sementara itu, dari luar istana terdengar kegaduhan dan suara isakan tangis, rupanya para gadis bodoh telah sampai di pintu gerbang istana dan sedang memohon-mohon kepada para penjaga, “Huhuhuhuhu… Tuan… Tuan…. Bukakanlah kami pintu… (Tok..Tok..Tok…) Tolong kami…. Biarkan kami masuk… Kasihanilah kami…. (Tok..Tok..Tok…) Hu hu hu hu….. TUHAN… TUHAN… Tolong kami….” Mereka tak hentinya mengetuk pintu dan memohon. Namun para penjaga berseru dengan tegas, “Tidak bisa !!! Sudah terlambat !!! Pintu sudah ditutup, pesta sudah dimulai, bagi mereka yang siap sedia !” Tidak ada lagi yang dapat dilakukan oleh para gadis bodoh itu selain tersungkur dan terus menangis di depan pintu Istana Raja yang sudah tertutup. Mereka menyesali kelalaian mereka untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya ketika menanti Sang Raja datang, sekarang semua sudah terlambat bagi mereka.

Penutup :
Mari kita belajar untuk tidak mengulangi kesalahan para gadis bodoh yang tidak bersungguh hati ketika mempersiapkan diri menyambut kedatangan Sang Raja. Jadilah seperti para gadis bijaksana yang mau bersungguh hati, mau mendengarkan nasihat yang baik dan selalu taat kepada Tuhan. Tuhan Yesus sangat mengasihi kita semua dan rindu agar kita bisa bersama-sama menikmati Pesta yang telah Tuhan sediakan untuk kita di Surga nanti. Tuhan Yesus akan segera datang kembali dan menjemput kita semua yang telah siap sedia dan setia menantikan kedatangan-Nya.

“AKU BERKATA KEPADAMU, SESUNGGUHNYA AKU TIDAK MENGENAL KAMU.
KARENA ITU, BERJAGA-JAGALAH, SEBAB KAMU TIDAK TAHU AKAN HARI MAUPUN AKAN SAATNYA.”

“AKU DATANG SEGERA. PEGANGLAH APA YANG ADA PADAMU, SUPAYA TIDAK SEORANGPUN MENGAMBIL MAHKOTAMU.”

“SESUNGGUHNYA AKU DATANG SEGERA DAN AKU MEMBAWA UPAHKU UNTUK MEMBALASKAN KEPADA SETIAP ORANG MENURUT PERBUATANNYA.”

Tuhan Yesus Memberkati.  

www.catatansekolahminggu.blogspot.com 

Naskah Drama & Properti "Pesta Tuhan" klik di sini :
http://catatansekolahminggu.blogspot.com/2014/03/naskah-drama-natal-sekolah-minggu-5.html

Drama Natal "Pesta Tuhan" 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar